Kegiatan
Belajar 3 : Sistem Kos Produk Sampingan
Metode 1 : Pengakuan pendapat kotor
Dalam metode
pendapatan kotor, kos sediaan final dari produk utama menjadi terlalu besar
karena sebagian kos produk sampingan yang berasal dari kos bersama ditanggung
oleh produk utama. Metode 1d akan mengatasi sedikit masalah ini.
Metode 1a :
Pendapatan Produk Sampingan sebagai Penghasilan Lain
Berikut ini
laporan laba-rugi sebagai ilustrasi metode ini. Diasumsikan pendapatan kotor
yang berasal dari penjualan produk sampingan sebesar Rp1.500.000:
Penjualan
(produk utama, 10.000 unit @Rp2.000
Kos
barang terjual:
Sediaan
awal (1.000 unit @Rp1.500)
Kos
produksi total (11.000 unit @Rp1.500)
Kos
barang tersedia dijual
Sediaan
akhir
Laba
kotor
Biaya
pemasaran dan administrasi
Penghasilan
operasional
Penghasilan
lain : Pendapatan dari produk sampingan
Laba
sebelum pajak
|
Rp1.500.000
16.500.000
18.000.000
3.000.000
|
Rp20.000.000
15.000.000
Rp5.000.000
2.000.000
Rp3.000.000
1.500.000
Rp4.500.000
|
Metode 1b : Pendapatan Produk Sampingan
Diperlakukan sebagai Tambahan Pendapatan Penjualan
Pada metode ini, penjualan produk
sampingan akan menjadi penambah pendapatan yang berasal dari penjualan produk
utama sehingga besarnya penjualan akan menjadi 20juta ditambah 1,5juta, yaitu
sebesar 21,5juta. Laporan laba rugi menjadi:
Penjualan
(produk utama, 10.000 unit @Rp2.000 + penjualan produk sampingan)
Kos
barang terjual:
Sediaan awal
(1.000 unit @Rp1.500)
Kos produksi
total (11.000 unit @Rp1.500)
Kos barang
tersedia dijual
Sediaan akhir
Laba
kotor
Biaya
pemasaran dan administrasi
Laba
sebelum pajak
|
Rp1.500.000
16.500.000
18.000.000
3.000.000
|
Rp21.500.000
15.000.000
Rp6.500.000
2.000.000
Rp4.500.000
|
Metode 1c:
Pendapatan Produk Sampingan sebagai Pengurang Kos Barang Terjual
Pada metode
ini, kos barang terjual akan dikurangkan dengan pendapatan yang berasal dari
penjualan produk sampingan sehingga laporan laba rugi akan menjadi:
Penjualan
(produk utama, 10.000 unit @Rp2.000
Kos
barang terjual:
Sediaan awal
(1.000 unit @Rp1.500)
Kos produksi
total (11.000 unit @Rp1.500)
Kos barang
tersedia dijual
Sediaan akhir
Penjualan
Produk Sampingan
Laba
kotor
Biaya
pemasaran dan administrasi
Laba
sebelum pajak
|
Rp1.500.000
16.500.000
18.000.000
3.000.000
1.500.000
|
Rp20.000.000
13.500.000
Rp6.500.000
2.000.000
Rp4.500.000
|
Metode 1d:
Pendapatan Produk Sampingan Mengurangi Kos Produksi
Pada metode
ini, jumlah pendapatan yang berasal dari penjualan produk sampingan Rp1,5juta
akan mengurangi kos produksi total dari produk utama yang sebesar Rp16,5juta. Berikut
ini laporan laba rugi:
Penjualan
(produk utama, 10.000 unit @Rp2.000
Kos
barang terjual:
Sediaan awal
(1.000 unit @Rp1.350)
Kos produksi
total (11.000 unit @Rp1.500)
16.500.000
Penjualan
produk sampingan
1.500.000
Kos produksi
bersih
Kos produk
tersedia dijual
Sediaan akhir
Laba
kotor
Biaya
pemasaran dan administrasi
Laba
sebelum pajak
|
Rp1.350.000
15.000.000
16.350.000
2.725.000
|
Rp20.000.000
13.625.000
Rp6.375.000
2.000.000
Rp4.375.000
|
Metode 2 : Pengakuan Pendapatan Bersih
Metode ini
mengakui adanya kebutuhan untuk pengalokasian kos terlacakka (traceable) pada
produk sampingan. Metode ini digunakan ketika produk sampingan mengalami proses
lebih lanjut sebelum dapar dijual setelah titil pisah, akan tetapi, bukan
berarti kemudian produk sampingan akan mendapatkan bagian alokasi dari kos
bersama. Berikut ini merupakan ilustrasi metode ini.
Berikut ini data produk sampingan PT
Mekar Jaya:
Kos produksi total:
Departemen 1
Departemen 2 (Pemrosesan tambahan produk sampingan)
Jumlah unit prosduksi utama:
Diproduksi
Terjual
Sediaan akhir
Jumlah unit produk sampingan:
Diproduksi
Terjual
Sediaan akhir
Biaya administrasi dan pemasaran:
Produk utama
Produk sampingan
Harga jual:
Produk utama
Produk sampingan
Ekspektasi laba kotor produk
sampingan
|
Rp31.500.000
100.000
18.000
15.000
3.000
2.800
2.500
300
Rp3.250.000
500.000
@Rp2.500
@Rp900
40%
|
Pendapatan bersih yang berasa;l dari produk sampingan
adalah:
Pendapatan bersih produk sampingan = (2.500 x Rp900) –
(Rp100.000 + 500.000)
= 1.650.000
Metode 3 : Kos Penggantian
Metode ini umum digunakan oleh
perusahaan yang produk sampingannya digunakan oleh departemen lain dalam
perusahaan. Adanya produk sampingan menyebabkan departemen lain dalam
perusahaan tidak perlu untuk membelinya dari luar perusahaan. Perlakuan
akuntansinya adalah kos produk sampingan dikredit dan sebagai lawannyadidebit
departemen yang menggunakan produk sampingan tersebut. Jumlah nominal yang
dicatat dalam jurnal adalah sebesar kos pembelian atau kos penggantian.
Metode 4 : Metode Nilai Terealisasikan Bersih
Dengan menggunakan data yang ada
di metode pendapatan bersih dapat dihitung nilai terealisasikan bersih sebagai
berikut.
Nilai terealisasikan bersih = (2.800 x Rp900) –
(Rp100.000 + 500.000)
= 1.920.000
Nilai terealisasikan bersih ini
akan mengurangi kos produksi total produk utama sehingga laporan laba rusi
adalah sebagai berikut.
Penjualan produk utama
Kos barang terjual:
Kos produksi total
Nilai produk sampingan terealisasikan
bersih
Kos produksi total bersih
(-) nilai sediaan akhir produk utama
Laba kotor
Biaya pemasaran dan administrasi
Laba bersih
|
Rp31.500.000
1.920.000
29.580.000
4.930.000*
|
Rp37.500.000
24.650.000
Rp12.850.000
3.250.000
Rp9.600.000
|
Catatan:
Sediaan akhir produk utama ditentukan dengan perhitungan: Rp29.850.000 x 3.000/18.000
Metode 5 : Metode Nilai Pasar atau Reversal
Metode ini mendasar sama dengan
Metode 1d. akan tetapi, kos produksi utama tidak dikurangi dengan penjualan
produk sampingan, akan tetapi dengan nilai ekspektasian produk sampingan pada
saat titik pisah.
Laporan keungan yang disajikan dengan metode nilai pasar
adalah sebagai berikut.
Penjualan:
Produk
utama
Produk
sampingan
Kos
produk utama dan sampingan:
Kos
produksi:
Produk
utama (skedul A)
Produk
sampingan (skedul B)
(-)
Sediaan akhir:
Produk
utama
[(30.088/18.000)x3.000]
Produk
sampingan
[(1.512/2.800)
x300]
Laba
kotor
Biaya
administrasi dan pemasaran:
Produk
utama
Produk
sampingan
Laba
bersih
Skedul A
Kos
produksi Total di Departemen A
(-)
kos bersama teraplikasikan pada produk sampingan yang diproduksi:
Estimasi
penjualan produk sampingan
(2.800
unit x Rp900)
(-)
kos perosesan tambahan
Ekspektasi
laba kotor produk
Sampingan
(Rp2.520 x 40%)
Kos
produksi produk utama
|
Rp30.088.000
1.512.000
Rp5.015.000
162.000
Rp100.000
1.008.000
|
Rp37.500.000
2.250.000
31.600.000
5.177.000
3.250.000
500.000
Rp2.520.000
1.108.000
|
Rp39.750.000
26.423.000
13.327.000
3.750.000
9.577.000
Rp31.500.000
1.412.000
Rp30.088.000
|
Skedul B
Kos
bersama teraplikasikan pada produk sampingan (lihat skedul A)
Kos
pemrosesan tambahan di Departemen B
Kos
produksi produk sampingan
|
Rp1.412.000
100.000
Rp1.512.000
|
Penjurnalan Produk Sampingan
1. Produk
sampingan diakui ketika terjual
a.
Saat
kos pemrosesan tambahan terjadi:
Biaya pemrosesan tambahan produk sampingan 100.000
Sediaan bahan 60.000
Utang gaji dan upah 30.000
Overhead pabrik dibebankan 10.000
b.
Mencatat
kos disposal:
Produk dalam proses – Departemen 2 500.000
Macam-macam rekening kredit 500.000
c.
Mencatat
penjualan produk sampingan:
Kas atau piutang dagang 2.250.000
Macam-macam rekening dikredit 2.250.000
2. Produk
sampingan diakui saat diproduksi
a.
Pengakuan
produk sampingan saat diproduksi:
Produk dalam proses – Departemen 2 1.920.000
Produk dalam proses – Departemen
1 1.920.000
b.
Kos
pemrosesan tambahan di Departemen 2 :
Produk dalam proses – Departemen 2 100.000
Sediaan bahan 60.000
Utang gaji dan upah 30.000
Overhead pabrik dibebankan 10.000
c.
Mencatat
produk jadi produk sampingan:
Produk sampingan 2.020.000
Produk dalam proses – Departemen
2 2.020.000
d.
Mencatat
penjualan produk sampingan:
Biaya pemasaran dan administrasi dibayar dimuka 53.571*
Kas atau piutang dagang 2.250.000**
Produk sampingan 1.803.571***
Macam-macam rekening dikredit 500.000
Catatan :
* Rp500.000 x 300/2.800;
** 2.500 unit x Rp900;
*** Rp2.020.000 x 2.500/2.800
Jika
metode nilai pasar yag digunakan maka jurnal yang dibuat adalah sebagai berikut
(data lihat kembali metode nomor 5).
a.
Mencatat
alokasi/aplikasi kos bersama ke produk sampingan:
Produk dalam proses – Departemen 2 1.412.000
Produk dalam proses – Departemen
1 1.412.000
b.
Mencatat
tambahan kos pemrosesan produk sampingan:
Produk dalam proses – Departemen 2 100.000
Sediaan
bahan 60.000
Utang
gaji dan upah 30.000
Overhead
pabrik dibebankan 10.000
c.
Mencatat
produk jadi produk sampingan:
Produk sampingan 1.512.000
Produk dalam proses – Departemen
2 1.512.000
d.
Mencatat
penjualan produk sampingan:
Kas atau piutang dagang 2.250.000
Penjualan produk sampingan 2.250.000
e.
Mencatat
kos produk sampingan terjual:
Kos produk sampingan terjual 1.350.000*
Produk sampingan 1.350.000
*Rp2.250.000 x 2.500/2.800
f.
Mencatat
biaya pemasaran dan administrasi produk sampingan:
Biaya pemasaran dan adm produk sampingan 500.000
Macam-macam rekening dikredit 500.000
Tidak ada komentar:
Posting Komentar